Selasa, 10 Januari 2012

Tips Kecantikan

Tips Kecantikan


Cara Mudah Menurunkan Berat Badan

Posted: 10 Jan 2012 02:45 AM PST

Cara Mudah Menurunkan Berat Badan

Cara Mudah Menurunkan Berat Badan

Cara Menurunkan Berat Badan, Tubuh yang ideal merupakan keinginan semua orang. Terlebih lagi bagi orang-orang yang mengalami kegemukan. Bagi mereka, rasanya minder dengan tubuh mereka sendiri. Nah untuk menghindari hal tersebut, berikut ini ada beberapa tips tentang cara diet yang baik.

Cara Menurunkan berat badan dengan cepat. Dengan sedikit mengubah rutinitas anda, anda bisa mendapatkan banyak manfaat kesehatan. Berikut ini beberapa tips untuk membantu anda untuk menurunkan berat badan:

Cara Mudah Menurunkan Berat Badan

1. Atur waktu makan. Pastikan Anda mengikuti jadwal makan yang tepat. Tubuh Anda cenderung mendambakan makanan pada malam hari karena lapar dan bukan karena suatu kebiasaan. Setelah Anda mengikuti jadwal yang tepat, tubuh akan mempertahankan stabilitas kadar gula darah dan menjaga tubuh dengan energi yang cukup.

2. Jangan lupa makan. Tubuh Anda mengidam makanan pada malam hari karena tidak menerima makanan yang cukup pada siang hari. Ini berarti bahwa terlalu sedikit makan pada siang hari atau tidak makan cukup kalori, maka sulit untuk menopang tubuh Anda sepanjang malam. Pastikan Anda tidak melewatkan makan apa pun. Berikan tubuh Anda cukup kalori yang diperlukan untuk mempertahankan kadar gula.

3. Makan ringan. Makan malam dengan menu yang "berat" akan membebani dan memperlambat pencernaan dan menghambat tidur Anda. Dianjurkan untuk makan dengan porsi yang kecil sepanjang hari. Dengan cara ini, tubuh Anda akan mendapatkan kalori yang dibutuhkan dan menghindari rasa lapar. Menyantap lima porsi kecil sepanjang hari secara berkala dapat mencegah rasa lapar pada tengah malam.

4. Pilih camilan sehat. Jangan menyantap makanan ringan yang tinggi lemak, tetapi pilih makanan yang tinggi protein. Hindari makanan penutup yang tinggi gula setelah makan malam. Makanan tinggi gula membuat lonjakan kadar gula Anda sehingga akhirnya membuat Anda kembali merasa lapar. Pilih makanan seperti buah-buahan segar, buah-buahan kering, segelas susu, dan yogurt rendah lemak.

5. Minum yang cukup. Jika Anda menghadapi rasa lapar, cara terbaik adalah minum segelas air. Tidak hanya membantu Anda rileks, tetapi juga akan membantu Anda merasa kenyang.

6. Jangan tenggak stimulan. Hindari minum stimulan, seperti kopi atau teh, setelah makan malam karena mereka akan menghambat tidur Anda. Jika Anda bangun di tengah malam, perut Anda terasa lapar dan membutuhkan sedikit makanan.

7. Ambil kesibukan. Jika Anda masih sulit tidur, membaca buku atau mendengarkan musik lembut membuai Anda kembali tidur. Banyak kasus ngemil di tengah malam terjadi pada orang-orang yang menderita insomnia. Pastikan Anda telah menetapkan rutinitas tidur yang tepat dan cukup tidur pada malam hari. Orang yang mempunyai waktu beristirahat cukup cenderung makan lebih sedikit.

Kecerdasan Emosional Dalam Belajar

Posted: 09 Jan 2012 02:45 PM PST

Kecerdasan Emosional Dalam Belajar

Kecerdasan Emosional Dalam Belajar

Di tengah semakin ketatnya persaingan di dunia pendidikan dewasa ini, merupakan hal yang wajar apabila para siswa sering khawatir akan mengalami kegagalan atau ketidak berhasilan dalam meraih prestasi belajar atau bahkan takut tinggal kelas.

Banyak usaha yang dilakukan oleh para siswa untuk meraih prestasi belajar agar menjadi yang terbaik seperti membentuk kelompok belajar atau mengikuti bimbingan belajar. Usaha semacam itu jelas positif, namun masih ada faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam mencapai keberhasilan selain kecerdasan ataupun kecakapan intelektual, faktor tersebut adalah kecerdasan emosional. Karena kecerdasan intelektual saja tidak memberikan persiapan bagi individu untuk menghadapi gejolak, kesempatan ataupun kesulitan-kesulitan dan kehidupan. Dengan kecerdasan emosional, individu mampu mengetahui dan menanggapi perasaan mereka sendiri dengan baik dan mampu membaca dan menghadapi perasaan-perasaan orang lain dengan efektif. Individu dengan keterampilan emosional yang berkembang baik berarti kemungkinan besar ia akan berhasil dalam kehidupan dan memiliki motivasi untuk berprestasi. Sedangkan individu yang tidak dapat menahan kendali atas kehidupan emosionalnya akan mengalami pertarungan batin yang merusak kemampuannya untuk memusatkan perhatian pada tugas-tugasnya dan memiliki pikiran yang jernih.

Sebuah laporan dari National Center for Clinical Infant Programs (1992) menyatakan bahwa keberhasilan di sekolah bukan diramalkan oleh kumpulan fakta seorang siswa atau kemampuan dirinya untuk membaca, melainkan oleh ukuran-ukuran emosional dan sosial: yakni pada diri sendiri dan mempunyai minat; tahu pola perilaku yang diharapkan orang lain dan bagaimana mengendalikan dorongan hati untuk berbuat nakal; mampu menunggu, mengikuti petunjuk dan mengacu pada guru untuk mencari bantuan; serta mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan saat bergaul dengan siswa lain. Hampir semua siswa yang prestasi sekolahnya buruk, menurut laporan tersebut, tidak memiliki satu atau lebih unsur-unsur kecerdasan emosional ini (tanpa memperdulikan apakah mereka juga mempunyai kesulitan-kesulitan kognitif seperti kertidakmampuan belajar). (Goleman, 2002: 273)

Penelitian Walter Mischel (1960) mengenai "marsmallow challenge" di Universitas Stanford menunjukkan anak yang ketika berumur empat tahun mampu menunda dorongan hatinya, setelah lulus sekolah menengah atas, secara akademis lebih kompeten, lebih mampu menyusun gagasan secara nalar, seta memiliki gairah belajar yang lebih tinggi. Mereka memiliki skor yang secara signifikan lebih tinggi pada tes SAT dibanding dengan anak yang tidak mampu menunda dorongan hatinya (Goleman, 2002: 81).
Individu yang memiliki tingkat kecerdasan emosional yang lebih baik, dapat menjadi lebih terampil dalam menenangkan dirinya dengan cepat, jarang tertular penyakit, lebih terampil dalam memusatkan perhatian, lebih baik dalam berhubungan dengan orang lain, lebih cakap dalam memahami orang lain dan untuk kerja akademis di sekolah lebih baik (Gottman, 1998: xvii)

Keterampilan dasar emosional tidak dapat dimiliki secara tiba-tiba, tetapi membutuhkan proses dalam mempelajarinya dan lingkungan yang membentuk kecerdasan emosional tersebut besar pengaruhnya. Hal positif akan diperoleh bila anak diajarkan keterampilan dasar kecerdasan emosional, secara emosional akan lebih cerdas, penuh pengertian, mudah menerima perasaan-perasaan dan lebih banyak pengalaman dalam memecahkan permasalahannya sendiri, sehingga pada saat remaja akan lebih banyak sukses di sekolah dan dalam berhubungan dengan rekan-rekan sebaya serta akan terlindung dari resiko-resiko seperti obat-obat terlarang, kenakalan, kekerasan serta seks yang tidak aman (Gottman, 1998: 250)

Siswa bukanlah benda mati yang hanya bergerak bila ada daya dari luar yang mendorongnya, melainkan mahluk yang mempunyai daya-daya dalam dirinya untuk bergerak yaitu motivasi. Dengan adanya motivasi, manusia kemudian terdorong unutk melakukan suatu tindakan atau perilaku, yang termasuk di dalamnya adalah keinginan untuk berprestasi tinggi di dalam belajar. (Irwanto, 1997: 184)

Arden N. Fardesen mengatakan bahwa hal yang mendorong seorang untuk belajar adalah:
a. Adanya sifat ingin tahu dan menyelidiki dunia yang amant luas.
b. Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju.
c. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman.
d. Adanya uasaha untuk memperbaiki kegagalaan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan koprasi maupun dengan kompetisi.
e. Adanya usaha untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran.
f. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai konsekwensi dari belajar. (Suryabrata, 1998: 253)

Keenam poin tersebut adalah kemampuan yang harus dimiliki siswa. Bila seorang siswa mampu mengaturnya dengan baik, hal tersebut menunjukan kecerdasan emosional yang baik dan akan memberikan sumbangan yang besar terhadap prestasi baiknya dalam belajar. Tapi kalau yang terjadi sebaliknya, maka siswa akan terhambat dan menhalami kesulitan dalam belajar.

Melihat uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor yang penting yang seharusnya dimiliki oleh siswa yang memiliki kebutuhan untuk meraih prestasi belajar yang baik di sekolah. Siswa dengan ketrampilan emosional yang berkembang baik berarti kemungkinan besar ia akan berhasil dalam pelajaran, menguasai kebiasaan pikiran yang mendorong produktivitas mereka. Sebaliknya siswa yang tidak dapat menghimpun kendali tertentu atas kehidupan emosionalnya akan mengalami pertarungan batin yang merampas kemampuan mereka untuk berkonsentrasi pada pelajaran ataupun untuk memiliki pikiran yang jernih, sehingga bagaimana siswa diharapkan berprestasi kalau mereka masih kesulitan mengatur emosi mereka.

* Dari berbagai sumber

0 komentar:

Posting Komentar