Senin, 06 Juni 2011
Praktisi gigi harus memberikan perawatan berdasarkan kebutuhan pasien dan memahami penyebab penyakit khusus dari penyakit mulut, untuk menyediakan penanganan yang tepat . Hal ini tergantung pada perluasan decay, dan dekatnya lesi pada pulpa dan jaringan lunak, dimana membuat isolasi sulit karena darah, saliva dan cairan permukaan.
Terdapat perbedaan bahan restorasi yang tersedia tetapi tidak ada satupun bahan yang menunjukkan karakteristik yang ideal. Klinisi harus menyesuaikan setiap keadaan restorasi dengan bahan yang paling tepat untuk keadaan tersebut, dipertimbangkan mengenai lokasi, kemampuan akses, margin, dan oral hygiene.
Bahan tambalan emas yang dibuat secara langsung, tadinya merupakan bahan pilihan karena kemampuannya untuk memberikan adaptasi marginal yang sangat baik dan kesesuaiannya. Akan tetapi, penggunaan bahan tambalan emas yang dibuat langsung dapat merugikan ketika akses terbatas dan isolasi sulit dilakukan. Sekarang ini, penggunaan klinis bahan ini sangat terbatas karena kemampuan bahan baru dengan sifat yang lebih baik.
Amalgam gigi telah tersedia 150 tahun yang lalu, dan telah menjadi bahan pilihan untuk restorasi gigi posterior tidak terlalu besar. Amalgam gigi , suatu bahan yang mudah dimanipulasi, dapat digunakan di daerah yang sulit diisolasi atau dimana margin tertutup dengan sendiri. 40 Akan tetapi, sifat amalgam gigi sensitif terhadap teknik.
Lagipula, bahan ini kurang estetis dalam penampilannya, rapuh, tidak mempunyai efek terapeutik, dan tidak dapat melekat pada struktur gigi. Kekurangan selanjutnya dari bahan ini yaitu memerlukan pemotongan struktur gigi sehat di sekitar jaringan karies untuk retensi restorasi yang adekuat. Penggunaan amalgam high-copper, alloy bentuk spheric (bola) dan bebas zink diperlukan pada lesi permukaan akar untuk menjamin kondensasi dan integritas marginal yang adekuat.
Semen glass-ionomer tradisional memiliki sifat yang diharapkan yakni biokompatibel, mencapai perlekatan kimia dengan enamel dan dentin, dan melepaskan fluoride dalam jangka waktu lama. Kerugian bahan ini adalah estetiknya yang kurang dan penggunaan yang tidak tahan lama secara in vivo. Penggunaannya menjadi sangat terbatas dengan berkembangnya bahan baru yang menunjukkan sifat yang lebih baik.
Resin modified glass-ionomer diindikasikan untuk pasien dengan resiko karies tinggi. Bahan ini biokompatibel, melekat pada enamel dan dentin, menunjukkan ekspansi dan kontraksi termal yang sesuai dengan struktur gigi, dan memiliki efek antikariogenik dari karakteristik pelepasan fluoride jenis yang sama dengan glass-ionomer. Bahan glass-ionomer merupakan reservoir fluoride dan diketahui dengan baik dapat mengurangi laju karies.
Bahan ini juga dapat diisi kembali dengan mengambil ion fluoride dari lingkungan mulut. Bahan glass-ionomer merupakan bahan yang sensitif terhadap teknik dan harus terhindar dari kontaminasi kelembaban untuk sifat yang optimal. Resin modified glass-ionomer menunjukkan sifat yang dapat diterima secara klinis, dan memiliki estetik yang baik, dan kurang rapuh dibandingkan glass ionomer tradisional. Untuk mencapai estetik yang lebih baik secara in vivo, penggunaan teknik sandwich diindikasikan, dimana lapisan liner glass-ionomer pada kavitas yang dipreparasi selanjutnya ditutup dengan lapisan komposit resin hibrid.
Komposit resin merupakan bahan dengan estetik yang sangat baik, dan melekat pada enamel dan dentin, tetapi tidak memiliki efek antikariogenik ketika produk tradisional tidak mengandung sejumlah fluoride bermakna yang dapat dilepaskan. Komposit hibrid menunjukkan perbaikan kekuatan dan perbaikan estetik dibandingkan dibandingkan dengan resin komposit tradisional. Komposit mikrofilled dapat dipolish tinggi untuk menyediakan kilauan yang sama dengan enamel, dan bahan ini memberikan hasil yang baik pada daerah dengan tekanan yang rendah.
Selanjutnya, bahan ini direkomendasikan untuk restorasi permukaan akar, khususnya dengan lesi abfraksi, karena mempunyai modulus elastisitas yang lebih rendah dibanding komposit hibrid. Hal ini penting untuk dipertimbangkan, ketika gigi melentur selama mastikasi dan bahan yang fleksibel akan menjadi pilihan yang lebih baik untuk restorasi permukaan akar.
Komposit resin merupakan bahan yang sensitif terhadap teknik dan memerlukan isolasi yang baik untuk keberhasilan klinis restorasi. Shrinkage polimerisasi yang berhubungan dengan curing resin komposit merupakan hal lainnya, karena hal ini dapat menghasilkan diskolorasi resin disekitar tepi dan mikroleakage yang memicu terjadinya sensitivitas gigi dan karies sekunder. Penggunaan sistem bonding baru yang dapat menutup tubulus dentinalis dapat meminimalkan efek ini. Penempatan bevel pada margin enamel diharapkan memberikan estetik dan retensi yang lebih baik.
Resin komposit yang mengandung fluoride hanya melepaskan sejumlah kecil fluoride dan memiliki sedikit kemampuan untuk diisi ulang dari lingkungan mulut. Oleh karena itu, bahan initidak dianjurkan untuk pasien dengan resiko karies yang tinggi, tetapi dapat digunakan ketika estetik dipersoalkan.
Kompomer merupakan komposit resin polyacid-modified dan selanjutnya menunjukkan sifat dari glass-ionomer dan komposit resin. Bahan ini melepaskan fluoride, tetapi lebih luas daripada glass-ionomer, dan bahan ini melekat pada enamel dan dentin. Kompomer dapat digunakan pada daerah yang tekanannya rendah dimana estetik diperlukan.
Harus dicatat bahwa, dengan penggunaan agen bonding, permukaan dentin yang teretsa harus dikeringkan untuk menghindari kolapsnya jaringan kolagen dengan menempatkan primer hidrofilik dan komponen adesif dari bahan bonding untuk berpenetrasi ke dalam dentin yang teretsa dan di sekitar kolagen untuk membentuk hibrid layer, yang membolehkan bahan resin melekat pada gigi. Pada kasus berat dimana karies mengelilingi permukaan akar, penutupan keseluruhan mungkin merupakan pilihan perawatan.
Kesimpulan Seputar Karies Akar Gigi
Dengan lebih banyak orang lanjut usia yang mempertahankan gigi asli mereka, kebutuhan untuk memahami sifat dan penyebab lesi permukaan akar adalah sangat penting. Tindakan pencegahan yang meliputi oral hygiene yang baik, kontrol plak, dan terapi fluoride diperlukan sebelum dan sesudah perawatan gigi.
Tidak terdapat data umum yang tersedia tentang prevalensi karies akar di kerajaan Arab Saudi, yang membuatnya menjadi daerah yang penting diteliti oleh tenaga kesehatan dan klinisi. Perawatan karies permukaan akar harus seara langsung dilakukan dan disesuaikan dengan kasus individual dengan mengklasifikasikan pasien dalam kelompok resiko untuk mencapai hasil yang maksimum. Penggunaan bahan resin-modified glass ionomer dianjurkan untuk restorasi ini karena sifat kariostatiknya pada pasien dengan resiko karies tinggi.
Referensi
1. Hardwick JL.The incidence and distribution of caries throughout the ages in relation to the Englishmen’s diet.Br Dent J 1960;108:9-17.
2. Katz RV.Development of an index for the prevalence of root caries.J Dent Res 1984;63:814-818.
3. Corbett ME,Moore WJ.Distribution of dental caries in ancient British population:IV. The19th century.Caries Res 1976; 10:401-414.
4. Fedele DJ,Sheets CG.Issues in the treatment of root caries in older patients.J Esthet Dent1998;10:243-252.
5. National Institute of Health. Technology assessment conference. Effects and side-effects of dental restorative materials.Bethesda, MD: US Department of Healt handHumanServices,1991.
6. EttingerRL.Epidemiology of dentalcaries.Abroad review. Dent ClinNorthAm 1999;43:679-694.
7. MillerWD.Experiments and observations on the wasting of tooth tissue variously designated as erosion, abrasion, chemical erosion, denudation, etc. Dent Cosmos 1907;49:1-23,109-124,225-247.
8. BeckJD.The epidemiology of root surface caries: North America studies . AdvDentRes 1993;7:42.
9. ShayK.Root caries in the older patients. Significance, prevention and treatment. DentClin NorthAm1997;41:763-794.
10. KatzRV.Assessing root caries in populations the evolution of the root caries index J public Health
11. Ministry of Finance and National Economy, Central Department of Statistics, Kingdom of Saudi Arabia.The primary results of the general census for the population and houses. 1421AD (2001 AD).
12. Akpata ES, Al-Shammery AR, Saeed HI. Dental caries, sugar consumption and restorative dental care in 12-13 year old children in Riyadh, Saudi Arabia. Community Dent Oral Epidemiol 1992;20 :343-346.
13. Al-Ghanim NA, Adenubi JO, Wyne AA, Khan NB.Caries prediction model in pre-school children in Riyadh, Saudi Arabia. Int J Paediatr Dent 1998;8:115- 122.
14. Hand JS, Hunt RJ, Beck JD. Incidence of coronal and root caries in an older adult. J Public Health Dent 1988;48:14-19
15. Jones JA. Root caries: Prevention and chemotherapy. Am J Dent 1995;8:352-357.
0 komentar:
Posting Komentar